tag:blogger.com,1999:blog-13030060180751743792024-03-04T21:57:35.228-08:00Online to shareKirimkan Artikel anda ke email kami achmed_jakfar@yahoo.com, kami akan bantu postingkan diblog ini : onshared.blogspot.comAchmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-1303006018075174379.post-55589373677735772392011-07-01T02:38:00.000-07:002011-07-01T02:38:33.905-07:00SYIRIK DALAM ISLAM<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga31qe8cg5j1KAd5lSWUdg9-ebUzoQPz_HOEbA31B6quyM8lh9TB4Bdp6DeOUEicQnwfYVu6Db-ul3iyHD3NLzalKYL_9p4AQ98GgdLLElWB0KkpFOTV82FyclHizsl0lNfX7dBsSatC8/s1600/224216_10150176057802579_198881547578_6867062_8170665_a.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="121" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga31qe8cg5j1KAd5lSWUdg9-ebUzoQPz_HOEbA31B6quyM8lh9TB4Bdp6DeOUEicQnwfYVu6Db-ul3iyHD3NLzalKYL_9p4AQ98GgdLLElWB0KkpFOTV82FyclHizsl0lNfX7dBsSatC8/s200/224216_10150176057802579_198881547578_6867062_8170665_a.jpg" width="200" /></a>Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana.</div><div style="text-align: justify;">1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala</div><div style="text-align: justify;">a. Syirik di dalam Rububiyyah</div><div style="text-align: justify;">Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.</div><div style="text-align: justify;">b. Syirik di dalam Uluhiyyah</div><div style="text-align: justify;">Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.</div><div style="text-align: justify;">c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat</div><div style="text-align: justify;">Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.</div><div style="text-align: justify;">2. Syirik Menurut Kadarnya</div><div style="text-align: justify;">a. Syirik Akbar (besar)</div><div style="text-align: justify;">Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.</div><div style="text-align: justify;">- Syirik dalam berdoa</div><div style="text-align: justify;">Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.</div><div style="text-align: justify;">- Syirik dalam niat, kehendak dan maksud</div><div style="text-align: justify;">Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.</div><div style="text-align: justify;">- Syirik dalam keta’atan</div><div style="text-align: justify;">Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut.</div><div style="text-align: justify;">- Syirik dalam kecintaan</div><div style="text-align: justify;">Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.</div><div style="text-align: justify;">b. Syirik Ashghar (kecil)</div><div style="text-align: justify;">Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’.</div><div style="text-align: justify;">c. Syirik Khafi (tersembunyi)</div><div style="text-align: justify;">Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.</div><div style="text-align: justify;">3. Syirik Menurut Letak Terjadinya</div><div style="text-align: justify;">a. Syirik I’tiqodi</div><div style="text-align: justify;">Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.</div><div style="text-align: justify;">b. Syirik Amali</div><div style="text-align: justify;">Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.</div><div style="text-align: justify;">c. Syirik Lafzhi</div><div style="text-align: justify;">Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, <em>“Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”</em>, dan <em>“Aku bertawakal kepadamu”</em>, <em>“Kalau bukan karena Allah <strong>dan</strong> si fulan maka akan begini dan begitu”</em>, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.</div><div style="text-align: justify;">Dengan mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun dan cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik tersebut di manapun dan kapan pun jua. <em>Wallohu a’lam bishowab.</em></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>Maraji’:</strong></div><div style="text-align: justify;">Penjelasan <em>Al-Qaul Al-Mufid fii Adillati At-Tauhid</em> (terj)</div>Achmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1303006018075174379.post-14048658235651889552011-06-29T04:31:00.001-07:002011-06-29T04:31:37.862-07:00Meminta Bantuan Jin.. Adakah ia dilarang?<div style="text-align: justify;">Dalam Islam untuk menjaga gudang atau rumah ada dua jenis yaitu penjagaan yang sifatnya manusiawi, atau yang bisa terlihat seperti adanya Satpam sehingga tidak ada pencurian yang dapat dilakukan oleh manusia. Adapun untuk menjaga gudang atau rumah dari pencurian yang dilakukan oleh manusia, yaitu dijaga dengan menggunakn makhluk halus, maka itu termasuk dalam tema kerjasama antara manusia dan jin. Kerjasama antara manusia dan jin sangat dilarang oleh Allah ta’aala, karena hanya akan menambah dosa dan kesesatan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Seperti yang disebutkan dalam surat Al-Jinn ayat 6: Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadi, untuk menjaga kehilangan yang disebabkan oleh manusia harus dilakukan usaha penjagaan oleh manusia juga. Tidak boleh dilakukan dengan menggunakan jin, karena selain tidak diizinkan, juga akan berefek pada diri kita di kemudian hari. Seperti yang pernah terjadi pada zaman Abu Hurairah, Setan itulah yang justru mencuri harta di gudang yang digunakan untuk menyimpan harta zakat. Jika kita menggunakan jin untuk menjaga gudang atau rumah, maka setan atau jin tersebut biasanya akan meminta sesuatu pada kita, dan itu harus dipenuhi, agar mereka mau menjaga harta kita. Dan biasanya akan mengarahkan kita pada perbuatan yang syirik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penjagaan yang sifatnya ghaib dalam Islam juga ada ajarannya, biasanya ajaran ini untuk menghalangi setan atau jin yang ingin mencuri. Kalau pencurinya makhluk halus, maka Satpam yang menjaga tidak dapat menghalangi. Kecuali jin itu menampakan diri seperti di zaman Abu Hurairah, dan jin itu bisa ditangkap olehnya. Oleh karena itu, ada penjagaan-penjagaan yang sifatnya ghaib, untuk menangkal hal-hal seperti itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena sifatnya ghaib, seperti yang disebutkan oleh Rasulallah adalah menutup pintu atau menutup apa saja dengan Basmallah. Nabi pernah bersabda bahwa tempat yang ditutup dengan Bismillah, maka tidak akan bisa dibuka oleh setan. Untuk itu, tutuplah gudang atau rumah anda dengan Bismillah, maka dapat menjaga dari usaha pencurian yang dilakukan oleh jin atau setan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disarankan pula untuk membersihkan dan menjaga harta dengan zakat. semoga Allah menjaga kita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">lanjutan....</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*Menggunakan jasa satpam bukan berarti tidak tawakkal, malah inilah tawakkal jika memang jasa satpam tersebut diperlukan pada kondisi tersebut. Lain perkara dengan menggunakan jin, keduanya tidak bisa disandingkan sebab jelas berbeda, telah jelas bahwa bekerjasama dengan jin adalah terlarang, dan yang melarang adalah Allah Yang Maha Mengetahui.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Al-Lajnah Ad-Da`imah (Lembaga Fatwa Kerajaan Saudi Arabia) menjelaskan: “Meminta bantuan kepada jin dan menjadikan mereka tempat bergantung dalam menunaikan segala kebutuhan, seperti mengirimkan bencana kepada seseorang atau memberikan manfaat, termasuk kesyirikan kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala dan termasuk bersenang-senang dengan mereka. Dengan terkabulkannya permintaan dan tertunaikannya segala hajat, termasuk dari katagori istimta’ (bersenang-senang) dengan mereka. Perbuatan ini terjadi dengan cara mengagungkan mereka, berlindung kepada mereka, dan kemudian meminta bantuan agar bisa tertunaikan segala yang dibutuhkannya. AllahSubhanahu wa Ta’ala berfirman:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ اْلإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ اْلإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dan ingatlah hari di mana Allah menghimpun mereka semuanya dan Allah berfirman: ‘Wahai segolongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia.’ Kemudian berkatalah kawan-kawan mereka dari kalangan manusia: ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari kami telah mendapatkan kesenangan dari sebahagian yang lain dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami’.” (Al-An’am: 128)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Meminta bantuan jin untuk mencelakai seseorang atau agar melindunginya dari kejahatan orang-orang yang jahat, hal ini termasuk dari kesyirikan. Barangsiapa demikian keadaannya, niscaya tidak akan diterima shalat dan puasanya, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Jika kamu melakukan kesyirikan, niscaya amalmu akan terhapus.” (Az-Zumar: 65)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Barangsiapa diketahui melakukan demikian, maka tidak dishalatkan jenazahnya, tidak diringi jenazahnya, dan tidak dikuburkan di pekuburan orang-orang Islam.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah, 1/162-163)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan makna tawakkal, Ibnu Rojab Al Hanbali mengatakan, “Tawakkal adalah bersandarnya hati dengan sebenarnya kepada Allah Ta’ala dalam memperoleh kemashlahatan dan menolak bahaya, baik urusan dunia maupun akhirat secara keseluruhan.” sedangkan Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Tawakkal yaitu memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jangan salah sangka mengenai tawakkal,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mewujudkan Tawakkal bukan berarti meniadakan usaha. Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk berusaha sekaligus bertawakkal. Berusaha dengan seluruh anggota badan dan bertawakkal dengan hati merupakan perwujudan iman kepada Allah Ta’ala.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagian orang mungkin ada yang berkata, “Jika orang yang bertawakkal kepada Allah itu akan diberi rizki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan. Bukankah kita cukup duduk-duduk dan bermalas-malasan, lalu rizki kita datang dari langit?” Perkataan itu sungguh menunjukkan kebodohan orang itu tentang hakikat Tawakkal. Nabi kita yang mulia telah menyerupakan orang yang bertawakkal dan diberi rizki itu dengan burung yang pergi di pagi hari untuk mencari rizki dan pulang pada sore hari, padahal burung itu tidak memiliki sandaran apapun, baik perdagangan, pertanian, pabrik atau pekerjaan tertentu. Ia keluar berbekal tawakkal kepada Allah Yang Maha Esa sebagai tempat bergantung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para ulama -semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik kebaikan- telah memperingatkan masalah ini. Di antaranya adalah Imam Ahmad, beliau berkata: “Dalam hadits tersebut tidak ada isyarat yang membolehkan meninggalkan usaha, sebaliknya justru di dalamnya ada isyarat yang menunjukkan perlunya mencari rizki. Jadi maksud hadits tersebut, bahwa seandainya mereka bertawakkal kepada Allah dalam bepergian, kedatangan dan usaha mereka, dan mereka mengetahui bahwa kebaikan (rizki) itu di TanganNya, tentu mereka tidak akan pulang kecuali dalam keadaan mendapatkan harta dengan selamat, sebagaimana burung-burung tersebut.” (Tuhfatul Ahwadzi, 7/8)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang hanya duduk di rumah atau di masjid seraya berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikitpun, sampai rizkiku datang sendiri”. Maka beliau berkomentar, “Ia adalah laki-laki yang tidak mengenal ilmu. Sungguh Nabi ShollAllahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku dalam bayang-bayang tombak perangku (baca: ghonimah)’. Dan beliau juga bersabda, ‘Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah memberimu rizki sebagaimana yang diberikanNya kepada burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.’ (Hasan Shohih. HR.Tirmidzi). Selanjutnya Imam Ahmad berkata, “Para sahabat juga berdagang dan bekerja dengan mengelola pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita.” (Fathul Bari, 11/305-306)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kalau kita mau merenungi maka dapat kita katakan bahwa pengaruh tawakkal itu tampak dalam gerak dan usaha seseorang ketika bekerja untuk mencapai tujuan-tujuannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diantara yang menunjukkan bahwa tawakkal kepada Allah tidaklah berarti meninggalkan usaha adalah sebuah hadits. Seseorang berkata kepada Nabi ShollAllahu ‘alaihi wa sallam, “Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku bertawakkal ?” Nabi bersabda, “Ikatlah kemudian bertawakkallah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan Al Albani dalamShohih Jami’ush Shoghir). Dalam riwayat Imam Al-Qudha’i disebutkan bahwa Amr bin Umayah RadhiyAllahu ‘anhuberkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rosululloh!! Apakah aku ikat dahulu unta tungganganku lalu aku berTawakkal kepada Allah, ataukah aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal?’, Beliau menjawab, ‘Ikatlah untamu lalu bertawakkallah kepada Allah.” (Musnad Asy-Syihab, Qayyidha wa Tawakkal, no. 633, 1/368)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tawakkal tidaklah berarti meninggalkan usaha. Hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Allah, dan bahwa rizki itu hanyalah dari Dia semata.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari berbagai sumber.</div>Achmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1303006018075174379.post-9053689201609638782011-06-28T22:18:00.001-07:002011-06-28T22:18:21.616-07:00BENARKAH TAREKAT ITU SESAT?<div style="text-align: justify;">Kata Syeikh Ahmad Al-Rafaie, ” Tidak ada jalan yang lebih mudah menghampirkan diri dengan Allah kecuali melalui Tarekat“. Tarekat rupakan bagian terpenting dari pelaksanaan syariat Islam di bidang Tasauf. Mempelajari ilmu Tasauf dengan tidak mengetahui dan melakukan tarekat dianggap sia-sia. Prof. H. Abu Bakar Acheh dalam bukunya ‘Syariat Ilmu Fikah Menurut Kad Tarekat Kadriah’ berkata, ” Dalam ajaran Tasauf diterangkan bahwa syariat itu hanya peraturan belaka, sementara tharikat merupakan perbuatan untuk melaksanakan syariat itu. Apabila syariat dan Tarekat sudah dapat dikuasai maka lahirlah hakikat, yang tidak lain adalah memperbaiki hal ihwal zahiriah (yakni akhlak yang mulia)”.<br />
<br />
Menurut Al Ghazali ‘ tarekat adalah sebagian perjalanan syariat batiniah’. Walau bagaimanapun untuk menjalani tarekat, menurut Imam Malik dan Imam Al Ghazali, memerlukan kekuatan di bidang ilmu syariat terutama di bidang Usuluddin (Tauhid). Kelebihan ilmu tarekat amat banyak. Menurut Imam Al Ghazali di dalam kitabnya Al Munkizu Minad Dhalalah bahwa kelebihan ilmu tarekat itu akan menjadikan seseorang yang menjalaninya mempunyai akhlak yang mulia (zahir dan batin) menepati akhlak nabi. Kata Sheikh Muhammad Al Sulaiman,” Barang siapa yang menjalani ilmu tarekat ia akan mendapat kemenangan di dunia dan di akhirat serta kesudahan matinya dalam kebajikan (Husnul khotimah) “. Ahli-ahli tarekat senantiasa bersifat tawaduk dan menjauhi takabur (ego). Kata Sheikh Syed Muhammad Saman,” Orang yang bersusah-susah dan bersunguh-sungguh menempuh jalan riadhatun nafsi (latihan melawan nafsu) dia akan mencapai darjat yang tinggi di sisi Allah SWT “.<br />
<br />
Demikian kelebihan-kelebihan batin yang disebut di dalam kitab Sirrus Salikin tentang kelebihan tarekat. Sementara kelebihan zahiriah lainnya adalah yang menjalani ilmu tarekat ia akan mendapat kekuatan ukhwah, mendapat pertolongan Allah dari tentangan musuh, menjadikan dia taat kepada pucuk pimpinan, gigih berjuang dan berkorban dsb. Ini dibuktikan oleh kajian pihak musuh Islam tentang puncak-puncak kekuatan umat Islam dahulu. Pada zahirnya mereka tampak lemah di bidang material tapi susah untuk ditumpas dan dijajah diri, akal dan jiwa mereka.<br />
<br />
Laurens Of Arabian salah seorang orientalis sedunia, telah membuat kajian-kajian tentang puncak-puncak kekuatan umat Islam dan didapati bahwasanya kekuatan umat Islam adalah kerana di barisan depannya adalah terdiri dari ahlil-ahli Tasauf dan ahli-ahli tarekat. Mereka adalah orang-orang yang paling gigih menentang penjajahan dan menangkis kepura-puraan yang ditaburkan oleh musuh-musuh Islam. Laurens telah membuktikan hujjahnya dengan sejarah, bagaimana gerakan tarekat Idrisiah di Maghribi (Maroko) berhasil dengan gemilang merebut kemerdekaan dari penjajah. Raja-raja kerajaan Osmaniah dan para tentaranya adalah terdiri dari ahli-ahli tarekat. Mereka berkhalwat beberapa hari sebelum keluar berperang.<br />
<br />
Selain itu pihak orientalis atas arahan pihak kolonial telah menyelidiki juga tarekat-tarekat, antara lain Idrisiah di Libya dan beberapa negara Islam lainnya, termasuk kepulauan Melayu oleh Snouck Hurgronje orientalis Belanda di Indonesia. Hasil kajian dan laporan yang diberikan kepada pemerintah kolonial itulah yang menyebabkan lahirnya kecurigaan terhadap gerakan tarekat dalam Islam.<br />
<br />
Laurens Of Arabian telah diarahkan supaya menyelidiki ke dalam masyarakat Islam dengan menyamar sebagai ulama dan mendalami ilmu Islam di Mekah dan Mesir (Al Azhar) dan ia telah bertemu dengan ratusan ulama besar yang masyur, memperbincangkan tentang cara untuk membiasakan umat Islam di segi kemajuan dunia seperti kebiasaan barat serta ia menyebarkan faham supaya umat Islam tidak terikat dan tidak fanatik kepada aliran mazhabiah.<br />
<br />
Pihak penjajah memandang gerakan tarekat berbahaya bagi kekuasaan mereka. Untuk menyekat dan menghapuskannya, Prof. Haji Abu Bakar Acheh dalam bukunya Syariat telah menyampaikan puncak timbulnya ordinan’s guru tahun 1925 di Indonesia. Melalui ordinan’s itu katanya, bagi guru-guru agama yang hendak mengajar agama terutamanya bidang tarekat hendaklah mendaftarkan diri dan mendaftarkan sekaligus kitab-kitab yang hendak diajarkan.<br />
<br />
Sementara itu di negara-negara Asia Timur, Laurens Of Arabian mengupah seorang ulama yang anti tarekat dan anti mazhab untuk menulis sebuah buku yang menyerang tarekat. Buku tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dibiayai oleh pihak orientalis. Akibatnya kerajaan Arab Saudi setelah diambil alih oleh pemimpin yang bermazhab Wahabiah telah mengharamkan Tasauf dan Tarekat. Sedangkan di situlah (Mekah dan Madinah) asal mulanya pusat gerakan tarekat. Aliran faham anti tasauf dan tarekat itu telah menguasai di pusat-pusat pengajian di Timur Tengah dan pusat pengajian di Eropa, sehingga para pelajar termasuk di negara ini yang sekarang telah bergelar ulama mengikuti aliran itu.<br />
<br />
Selain menggunakan media masa (buku dan majalah) untuk menghapuskan tarekat sufi, pihak musuh Islam juga menggunakan berbagai cara lain, diantaranya mereka menciptakan tarekat sesat (palsu) dan menyelewengkan tarekat yang sebenarnya dengan menyeludupkan ajaran-ajaran mereka ke dalam gerakan tarekat. Ajaran mereka itulah yang mendakwa konon mendapat wahyu, dilantik menjadi nabi, menjadi Nabi Isa, Imam Mahdi dan lain sebagainya. Di antaranya yang jelas kepada kita adalah gerakan Qadiani, Bahai, Ismailiah di India, pimpinan Agha Khan dll.<br />
<br />
Seorang penulis barat A.J. Quine dalam novelnya The Mahdi menyampaikan tentang bagaimana dua badan dunia mewujudkan Al Mahdi palsu untuk merusak keyakinan umat Islam terhadap Al Mahdi yang sebenarnya yang disebut oleh Rasulullah SAW akan muncul di akhir zaman.Gerakan tarekat sesat (palsu) telah dikembangkan di seluruh dunia dan ini menjadi alasan bagi ulama anti tarekat untuk menguatkan hujjah mereka bahwa tarekat bukanlah ajaran Islam termasuk bertawassul itu suatu perbuatan sirik. Gerakan tarekat sesat tersebut tidak mustahil datang (tersebar) di negara kita sehingga merusak tarekat yang sebenarnya. Akibatnya pihak yang berwenang melakukan penyelidikan atas tarekat sesat tersebut kemudian membuat kesimpulan menyalahkan semua tarekat-tarekat yang ada termasuk tarekat yang haq.<br />
<br />
Kalau pihak tertentu membuat kesimpulan mendakwa aliran tarekat semuanya sesat, lalu bagaimana kita hendak menghukumkan kepada ulama-ulama terdahulu yang mengasaskan, mengajarkan dan mengamalkan tarekat seperti Al Ghazali (Tarekat Al Ghazaliah), Syeikh Abdul Qadir Al Jaelani (Tarekat Qadiriah), Abdul Hasan Ali Asysily (Tarekat Syaziliyah), Muhammad Bin Bahaudin Naqsyabandi (Tarekat Naqsyabandiah) dan yang lainnya seperti Rafieyah, Ahmadiyah, Dasuqiyah, Satariyah dan sebanyak lebih dari 40 jenis tarekat ?<br />
<br />
Kalau terdapat kesilapan dari segi pelaksanaan oleh khalifah atau syeikh tarekat yang kemudian (mutaakhirin) ini, itu adalah disebabkan kelemahan pribadi mereka sebagai manusia. Maka tidaklah sepantasnya diambil kesimpulan mengharamkan tarekat yang haq, sama seperti menuduh pengikutnya juga sesat. Sedang mereka terdiri dari orang-orang yang salih dan para Wali Allah. </div>Achmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1303006018075174379.post-57117608733387011462011-06-28T22:02:00.001-07:002011-06-28T22:03:13.102-07:00PANDANGAN MONUMENTAL TENTANG TASAWUF<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pandangan paling monumental tentang Tasauf justru dari Abul Qasim Al-Qusyairy an-Naisabury, seorang Ulama sufi abad ke 4 hijriyah. Al-Qusyairy sebenarnya lebih mengumpulkan dari seluruh pandangan Ulama Sufi sebelumnya, sekaligus menepis bahawa definisi Tasauf atau Sufi muncul melalui akar-akar historis, akar bahasa, akar intelektual dan filsafat di luar dunia Islam. Walaupun tidak secara transparan Al-Qusyairy menyebutkan definisinya, tetapi dengan mengangkat sejumlah wacana para tokoh Sufi, menunjukkan betapa Sufi dan Tasauf tidak dikaitkan dengan sejumlah etimologi maupun sebuah tradisi yang nantinya kembali pada akar Sufi.<br />
<br />
Dalam penyusunan buku Ar-Risalatul Qusyairiyah misalnya, ia menegaskan bahawa apa yang ditulis dalam risalah tersebut untuk menunjukkan kepada mereka yang salah faham terhadap Tasauf, semata-mata kerana kebodohannya terhadap hakikat Tasauf itu sendiri. Menurutnya Tasauf merupakan bentuk amaliyah, ruh, rasa dan pekerti dalam Islam itu sendiri. <b>RUHNYA ADALAH FRIMAN ALLAH SWT.:</b><br />
“Dan jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan sesungguhnya rugilah orang-orang yang mengotorinya.,” (Q.s. Asy-Syams: 7-8)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan diri dan dia berdzikir nama Tuhannya lalu dia solat.” (Q.s. Al-A’laa: 14-15)<br />
<br />
“ Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang alpa.” (Q.s. Al-A’raaf: 205)<br />
<br />
“Dan bertaqwalah kepada Allah; dan Allah mengajarimu (memberi ilmu); dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.s. Al-Baqarah : 282)<br />
<br />
<b>SABDA NABI SAW:</b><br />
“Ihsan adalah hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, maka apabila engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu” (H.r. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa’i)<br />
Tasauf pada prinsipnya bukanlah tambahan terhadap Al-Qur’an dan hadits, justru Tasauf adalah impklementasi dari sebuah kerangka agung Islam.<br />
Secara lebih terperinci, Al-Qusyairy meyebutkan beberapa definisi dari para Sufi besar:<br />
<br />
<b>MUHAMMAD AL-JURAIRY:</b><br />
“Tasauf bererti memasuki setiap akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang tercela.”<br />
<br />
<b>AL-JUNAID AL-BAGHDADY:</b><br />
“Tasauf ertinya Allah mematikan dirimu dari dirimu, dan menghidupkan dirimu bersama denganNya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Tasauf adalah engkau berada semata-mata bersama Allah swt. Tanpa terikat dengan apa pun.”<br />
“Tasauf adalah perang tanpa kompromi.”<br />
“Tasauf adalah anggota dari satu keluarga yang tidak boleh dimasuki oleh orang-orang selain mereka.”<br />
“Tasauf adalah dzikir bersama, ekstase yang diserta sama’, dan tindakan yang berpandukan Sunnah Nabi.”<br />
“Kaum Sufi seperti bumi, yang diinjak oleh orang soleh maupun pendosa; juga seperti mendung, yang memayungi segala yang ada; seperti air hujan, mengairi segala sesuatu.”<br />
“ Jika engkau meliuhat Sufi menaruh kepedulian kepada penampilan lahiriyahnya, maka ketahuilah bahawa wujud batinnya rosak.”<br />
<br />
<b>AL-HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ:</b><br />
“Sufi adalah kesendirianku dengan Dzat, tak seorang pun menerimanya dan juga tidak menerima siapa pun.”<br />
<b><br />
ABU HAMZAH AL-BAGHDADY:</b><br />
“Tanda Sufi yang benar adalah dia menjadi miskin setelah kaya, hina setelah mulia, bersembunyi setelah terkenal. Sedang tanda Sufi yang palsu adalah dia menjadi kaya setelah miskin, dapat penghormatan tertinggi setelah mengalami kehinaan, menjadi masyhur setelah tidak dikenali.”<br />
<br />
<b>AMR BIN UTSMAN AL-MAKKY:</b><br />
“Tasauf adalah si hamba berbuat sesuai dengan apa yang paling baik saat itu.”<br />
<br />
<b>MOHAMMAD BIN ALI AL-QASHSHAB:</b><br />
“Tasauf adalah akhlak mulia, dari orang yang mulia di tengah-tengah kaum yang mulia.”<br />
<b><br />
SAMNUN:<br />
</b>“Tasauf bererti engkau tidak memiliki apa pun, tidak pula dimiliki apapun.”<br />
<br />
<b>RUWAIM BIN AHMAD:</b><br />
“Tasauf ertinya menyerahkan diri kepada Allah dalam setiap keadaan apa pun yang dikehendakiNya.”<br />
“Tasauf didasarkan pada tiga sifat: memeluk kemiskinan dan kefakiran, mencapai sifat hakikat dengan memberi, dengan mendahulukan kepentingan orang lain atas kepentingan diri sendiri dan meninggalkan sikap kontra, dan memilih.”<br />
<br />
<b>MA’RUF AL-KARKHY:</b><br />
“Tasauf ertinya, memihak pada hakikat-hakikat dan memutuskan harapan dari semua yang ada pada makhluk”.<br />
<br />
<b>HAMDUN AL-QASHSHSAR:</b><br />
“Bersahabatlah dengan para Sufi, kerana mereka melihat dengan alasan-alasan untuk memaafkan perbuatan-perbuatan yang tak baik, dan bagi mereka perbuatan-perbuatan baik pun bukan suatu yang besar, bahkan mereka bukan menganggapmu besar kerana mengerjakan kebaikan itu.”<br />
<br />
<b>AL-KHARRAZ:</b><br />
“Mereka adalah kelompok manusia yang mengalami kelapangan jiwa yang mencampakkan segala milik mereka sampai mereka kehilangan segala-galanya. Mereka diseru oleh rahsia-rahsia yang lebih dekat di hatinya, ingatlah, menangislah kalian kerana kami.”<br />
<b><br />
SAHL BIN ABDULLAH:</b><br />
“Sufi adalah orang yang memandang darah dan hartanya tumpah secara gratis.”<br />
<br />
<b>AHMAD AN-NUURY:</b><br />
“Tanda orang Sufi adalah ia rela manakala tidak punya, dan peduli orang lain ketika ada.”<br />
<b><br />
MUHAMMAD BIN ALI KATTANY:<br />
</b>“Tasauf adalah akhlak yang baik, barangsiapa yang melebihimu dalam akhlak yang baik, berarti ia melebihimu dalam Tasauf.”<br />
<br />
<b>AHMAD BIN MUHAMMAD AR-RUDZBARY:</b><br />
“Tasauf adalah tinggal di pintu Sang Kekasih, sekali pun engklau diusir.”<br />
“Tasauf adalah Sucinya Taqarrub, setelah kotornya berjauhan denganya.”<br />
<br />
<b>ABU BAKR ASY-SYIBLY:</b><br />
“Tasauf adalah duduk bersama Allah swt. tanpa hasrat.” “Sufi terpisah dari manusia, dan bersambung dengan Allah swt. sebagaimana difirmankan Allah swt, kepada Musa, “Dan Aku telah memilihmu untuk DiriKu” (Thoha: 41) dan memutuskannya dari yang lain. Kemudian Allah swt. berfirman kepadanya, “Engkau tak akan melihatKu.”<br />
“Para Sufi adalah anak-anak di pangkuan Tuhan Yang Haq.”<br />
“Tasauf adalah kilat yang menyala, dan Tasauf terlindung dari memandang makhluk.”<br />
“Sufi disebut Sufi karana adanya sesuatu yang membekas pada jiwa mereka. Jika bukan demikian halnya, niscaya tidak akan ada nama yang dilekatkan pada mereka.”<br />
<br />
<b>AL-JURAIRY:</b><br />
“Tasauf berarti kesadaran atas keadaaan diri sendiri dan berpegang pada adab.”<br />
<br />
<b>AL-MUZAYYIN:<br />
</b>“Tasauf adalah kepasrahan kepada Al-Haq.”<br />
<br />
<b>ASKAR AN-NAKHSYABY:</b><br />
“Orang Sufi tidaklah dikotori suatu apa pun, tetapi menyucikan segalanya.”<br />
<b><br />
DZUN NUUN AL-MISHRY:</b><br />
“Kaum Sufi adalah mereka yang mengutamakan Allah swt. diatas segala-galanya dan yang diutamakan oleh Allah di atas segala makhluk yang ada.”<br />
<br />
<b>MUHAMMAD AL-WASITHY:</b><br />
“Mula-mula para Sufi diberi isyarat, kemudian menjadi gerakan-gerakan, dan sekarang tak ada sesuatu pun yang tinggal selain kesedihan.”<br />
<b><br />
ABU NASHR AS-SARRAJ ATH-THUSY:</b><br />
“Aku bertanya kepada Ali al-Hushry, siapakah, yang menurutmu Sufi itu? ” Lalu ia menjawab, “Yang tidak di bawa bumi dan tidak dinaungi langit.” Dengan ucapannya menurut saya, ia merujuk kepada keleburan.”<br />
<br />
<b>AHMAD IBNUL JALLA’:</b><br />
“Kita tidak mengenal mereka melalui prasyarat ilmiyah, namun kita tahu bahawa mereka adalah orang-orang yang miskin, sama sekali tidak memiliki sarana-sarana duniawi. Mereka bersama Allah swt. tanpa terikat pada suatu tempat tetapi Allah swt, tidak menghalanginya dari mengenal semua tempat. Karananya dia disebut Sufi.”<br />
<br />
<b>ABU YA’QUB AL-MADZABILY:</b><br />
“Tasauf adalah keadaan dimana semuanribut kemanusiaan terhapus.”<br />
<br />
<b>ABUL HASAN AS-SIRWANY:</b><br />
“Sufi yang bersama ilham, bukan dengan wirid yang menyertainya.”<br />
<b><br />
ABU ALI AD-DAQQAQ:</b><br />
“Yang terbaik untuk diucapkan tentang masalah ini adalah, “Inilah jalan yang tidak cocok kecuali bagi kaum yang jiwanya telah digunakan Allah swt, untuk menyapu kotoran binatang.”<br />
“Seandainya sang fakir tak punya apa-apa lagi kecuali hanya ruhnya, dan ruhnya ditawarkannya pada anjing-anjing di pintu ini, niscaya tak seekor pun yang menaruh perhatian padanya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
<b>ABU SAHL ASH-SHA’LUKI:</b><br />
“Tasauf adalah berpaling dari sikap menentang ketetapan Allah.”<br />
Dari seluruh pandangan para Sufi itulah akhirnya Al-Qusayiry menyimpulkan bahwa Sufi dan Tasauf memiliki terminologi tersendiri, sama sekali tidak berawal dari etimologi, karana standar gramatika Arab untuk akar kata tersebut gagal membuktikannya.<br />
Hasil: Dari seluruh definisi itu, semuanya membuktikan adanya adab hubungan antara hamba dengan Allah swt, dan hubungan antara hamba dengan sesamanya. Dengan kata lain, Tasauf merupakan wujud cinta seorang hamba kepada Allah dan RasulNya, pengakuan diri akan haknya sebagai hama dan haknya terhadap sesama di dalam amal kehidupan.<br />
<br />
<b>TERMINOLOGI TASAUF</b><br />
Di dalam dunia Tasauf muncul sejumlah istilah-istilah yang sangat populer, dan menjadi terminologi tersendiri dalam disiplin pengetahuan. Dari istilah-istilah tersebut sebenarnya merupakan saranan untuk memudahkan para pemeluk dunia Sufi untuk memahami lebih dalam. Istilah-istilah dalam dunia Sufi, semuanya didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis Nabi. Karana sejumlah ensiklopedia Tasauf untuk memahami sejumlah terminologinya, sebagaimana di bawah ini, yaitu:<br />
<br />
Ma’rifatullah, Al-Waqt, Maqam, Haal, Qabdh dan Basth, Haibah dan Uns, Tawajud – Wajd – Wujud, Jam’ dan Farq, Fana’ dan Baqa’, Ghaibah dan Hudhur, Shahw dan Sukr, Dzauq dan Syurb, Mahw dan Itsbat, Sitr dan Tajalli, Muhadharah, Mukasyafah dan Musyahadah, Lawaih, Lawami’ dan Thawali’, Buwadah dan Hujum, Talwin dan Tamkin, Qurb dan Bu’d, Syari’at dan Hakikat, Nafas, Al-Khawathir, Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin dan Haqqul Yaqin, Warid, Syahid, Nafsu, Ruh, Sirr, dan yang lainnya.<br />
Kemudian istilah-istilah yang masuk kategori Maqomat (tahapan) dalam Tasauf, antara lain:<br />
<br />
Taubat, Mujahadah, Khalwat, Uzlah, Taqwa, Wara’, Zuhud, Diam, Khauf, Raja’, Huzn, Lapar dan Meninggalkan Syahwat, Khusyu’ dan Tawadhu’, Jihadun Nafs, Dengki, Pergunjingan, Qana’ah, Tawakkal, Syukur, Yakin, Sabar, Muraqabah, Ridha, Ubudiyah, Istiqamah, Ikhlas, Kejujuran, Malu, Kebebasan, Dzikir, Futuwwah, Firasat, Akhlaq, Kedermawaan, Ghirah, Kewalian, Doa, Kefakiran, Tasauf, Adab, Persahabatn, Tauhid, Keluar dari Dunia, Cinta, Rindu, Mursyid, Sama’, Murid, Murad, Karomah, Mimpi, Tarekat, Hakikat, Salik, Abid, Arif, dan seterusnya.<br />
<br />
Seluruh istilah tersebut biasanya menjadi tema-tema dalam kitab-kitab Tasauf, kerana perilaku para Sufi tidak lepas dari substansi dibalik istilah-sitilah itu semua, dan nantinya di balik istilah tersebut selain ada substansi, juga mengandung prihal-prihal jalan ruhani itu sendiri.</span></div>Achmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1303006018075174379.post-80603367790361318782011-06-28T21:30:00.000-07:002011-06-28T21:50:22.221-07:00Indahnya Dunia Tasawuf dan Pendapat Ulama Muktabar<div><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>JA</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">IMAM ASY-SYATIBI DALAM KITABNYA AL-I'THISOM HALAMAN 237 ;</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">"Tasawuf bukan termasuk perkara bid'ah dan bukan pula permasalahan yang dapat dipecahkan dengan dalil secara mutlak, karena perkara ini terbagi-bagi. Untuk lebih mudah dipahami, lafazh tasawuf harus diterangkan terlebih dahulu, agar hukumnya menjadi jelas dan terperinci, karena menurut para ulama mutakhkhirin tasawuf adalah perkara yang global. Kesimpulan tentang pengertian lafazh tasawuf, menurut mereka ada dua, yaitu: (1) Berakhlak dengan akhlak yang terpuji dan meninggalkan akhlak yang tercela, (2). Melupakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya dan selalu bersama Allah."</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Cover Kitab Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah ; Dar El-Ma'reefah</span></div><div style="text-align: justify;"> <b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM ABU HANIFAH (81-150 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">59 والآيات ثابتة للأنبياء والكرامات للأولياء حق .</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">59 . mukjizat ( mu’jiza ) ditakdirkan untuk para nabi , dan kesaktian ( karamah ) ditakdirkan untuk Para Wali ( awliya ) , semua itu benar [Al-Fiqh Al-Akbar]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam Abu Hanifah berkata, "Jika tidak karena dua tahun, saya telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Ja'far as-Shadiq dan mendapatkan ilmu spiritual (tasawuf) yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar". Ad-Durr al-Mukhtar, juz 1. hal. 43 bahwa Ibn 'Abideen said, "Abi Ali Dakkak, seorang sufi, dari Abul Qassim an-Nasarabandi, dari ash-Shibli, dari Sariyy as-Saqati dari Ma'ruf al-Karkhi, dari Dawad at-Ta'i, yang mendapatkan ilmu lahir dan batin dari Imam Abu Hanifah, yang mendukung jalan Sufi." Imam Abu Hanifah berkata lagi sebelum meninggal: lawla sanatan lahalaka Nu'man, "Jika tidak karena dua tahun, Nu'man (saya) telah celaka." Itulah dua tahun bersama Ja'far as-Shadiq</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM MALIK (94-179 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">و من تصوف و لم يتفقه فقد تزندق</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">و من جمع بينهما فقد تخقق</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam Malik berfatwa: "man tassawaffa wa lam yatafaqah faqad tazandaqa wa man tafaqaha wa lam yatsawwaf faqad fasadat, wa man tafaqaha wa tassawafa faqad tahaqqaq. (Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasauf tanpa fikh maka dia telah zindik (rusak), dan barangsiapa mempelajari fikh tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dan fikh dia meraih kebenaran." [dalam buku 'Ali al-Adawi dari keterangan Imam Abil-Hassan, ulama fikh, juz. 2, hal. 195], ) [ Ibn `Ajiba , Iqaz al himam fi sharh al hikam ( Cairo : Halabi , 1392/1972 ) p . 5 6 ]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM SYAFI'I (150-205 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam Syafi'i berkata: "Saya bersama orang sufi dan aku menerima 3 ilmu :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">1. mereka mengajariku bagaimana berbicara</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. mereka mengajariku bagaimana meperlakukan orang dengan kasih dan hati lembut</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. mereka membimbingku ke dalam jalan tasawwuf [Kashf al-Khafa and Muzid al-Albas, karya Imam 'Ajluni, juz.1, hal. 341.]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Jadilah ahli ilmu fiqih dan juga ahli tasawuf, dan janganlah engkau hanya mengambil salah satunya # Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan (nikmatnya) takwa # sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?" [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47] Dar al-Jil Diwan (Beirut 1974) p.34; dan Dar al-Kutub al-`Ilmiyya (Beirut 1986) p.48]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM AHMAD BIN HANBAL (164-241 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam Ahmad berfatwa: "Ya walladee 'alayka bi-jallassati ha'ula'i as-Sufiyya. Fa innahum zaadu 'alayna bikathuratil 'ilmi wal murqaba wal khashiyyata waz-zuhda wa 'uluwal himmat (Anakku jika kamu harus duduk bersama orang-orang sufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka tetap mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka orang-orang zuhud dan mereka memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi," –Tanwir al-Qulub, hal. 405, Shaikh Amin al-Kurdi). Imam Ahmad berkata tentang Sufi:"Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka" ( Ghiza al-Albab, juz. 1, hal. 120)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam Ahmad berkata mengenai para sufi : “ Aku tidak tahu apakah ada lebih baik dibanding mereka itu"</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[al Saffarini , Ghidha ‘ al albab li sharh manzumat al adab ( Cairo : Matba`at al Najah , 1324/1906 ) 1 : 120 ]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM AL-MUHASIBIY (243 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam al-Muhasibi meriwayatkan dari Rasul, "Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu yang akan menjadi kelompok yang selamat" . Dan Allah yang lebih mengetahui bahwa itu adalah Golongan orang tasawwuf. Dia menjelaskan dengan mendalam dalam Kitab al-Wasiya hal. 27-32</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM AL-QUSHAYRIY (465 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam al-Qushayri tentang Tasawwuf: "Allah membuat golongan ini yang terbaik dari wali-wali-Nya dan Dia mengangkat mereka di atas seluruh hamba-hamba-Nya sesudah para Rasul dan Nabi, dan Dia memberi hati mereka rahasia Kehadiran Ilahi-Nya dan Dia memilih mereka diantara umat-Nya yang menerima cahaya-Nya. Mereka adalah sarana kemanusiaan, Mereka menyucikan diri dari segala hubungan dengan dunia dan Dia mengangkat mereka ke kedudukan tertinggi dalam penampakan (kasyf). Dan Dia membuka kepada mereka Kenyataan akan Keesaan-Nya. Dia membuat mereka untuk melihat kehendak-Nya mengendalikan diri mereka. Dia membuat mereka bersinar dalam wujud-Nya dan menampakkan mereka sebagai cahaya dan cahaya-Nya ."[Ar-Risalat al-Qushayriyyah, hal. 2]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM HUJJATUL ISLAM AL-GHAZALIY (450-505 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam Ghazali, hujjatul-Islam, tentang tasawwuf: "Saya tahu dengan benar bahwa para Sufi adalah para pencari jalan Allah, dan bahwa mereka melakukan yang terbaik, dan jalan mereka adalah jalan terbaik, dan akhlak mereka paling suci. Mereka membersihkan hati mereka dari selain Allah dan mereka menjadikan mereka sebagai jalan bagi sungai untuk mengalirnya kehadiran Ilahi [al-Munqidh min ad-dalal, hal. 131]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM HUJJATUL ISLAM AN-NAWAWI (620-676 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam suratnya al-Maqasid: "Ciri jalan sufi ada 5:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">1. menjaga kehadiran Allah dalam hati pada waktu ramai dan sendiri</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. mengikuti Sunah Rasul dengan perbuatan dan kata</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. menghindari ketergantungan kepada orang lain</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">4. bersyukur pada pemberian Allah meski sedikit</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">5. selalu merujuk masalah kepada Allah swt [Maqasid at-Tawhid, hal. 20]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM FAKHR AD-DIN AR-RAZI (544-606 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam Fakhr ad-Din ar-Razi: "Jalan para sufi adalah mencari ilmu untuk memutuskan diri mereka dari kehidupan dunia dan menjaga diri mereka agar selalu sibuk dalam pikiran dan hati mereka dengan mengingat Allah, pada seluruh tindakan dan perilaku" ." [Ictiqadat Furaq al-Musliman, hal. 72, 73]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM IBNU HAJAR AL-HAITAMIY</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Shekh al Islam Ibn Hajar al Haytami memiliki seorang siswa yaitu Zakariyya al Ansari . dia suatu kali ditanya mengenai kedudukan resmi dari yang mencela para sufi : yaitu punya alasan untuk mencela ? dia menjawab di Fatwanya hadithiyya : “ itu adalah kedudukan ada setiap orang diberkahi dengan batin dan agama tidak untuk jatuh menuju terbungkus dari mencela kaum ini ( para sufi ) , maka suatu racun maut , sebagai sudah lagi disaksikan dari dahulu dan masakini . “ [Ibnu Hajar al Haytami , Fatawa hadithiyya ( Cairo : al Halabi , 1970 ) p . 331]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Shekh al Islam Ibn Hajar al Haytami jawaban itu siapa menghujat sufi di fatwanya betajuk : “ siapapun menyangkal , menolak , atau tidak menerima para sufi , Allah akan tidak membuat pengetahuannya bermanfaat . “ [al Haytami , Fatawa hadithiyya p . 52 54 . ]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IBNU KHALDUN (733-808 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ibn Khaldun: "Jalan sufi adalah jalan salaf, ulama-ulama di antara Sahabat, Tabi'een, and Tabi' at-Tabi'een. Asalnya adalah beribadah kepada Allah dan meninggalkan perhiasan dan kesenangan dunia" [Muqaddimat ibn Khaldan, hal. 328]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM TAJUDDIN AS-SUBKIY</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Mu'eed an-Na'eem, hal. 190, dalam menanggapi tasawuf: "Semoga Allah memuji mereka dan memberi salam kepada mereka dan menjadikan kita bersama mereka di dalam sorga. Banyak hal yang telah dikatakan tentang mereka dan terlalu banyak orang-orang bodoh yang mengatakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan mereka. Dan yang benar adalah bahwa mereka meninggalkan dunia dan menyibukkan diri dengan ibadah". Dia berkata: "Mereka adalah manusia-manusia yang dekat dengan Allah yang doa dan shalatnya diterima Allah, dan melalui mereka Allah membantu manusia”.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM JALALUDDIN AS-SUYUTHIY</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam Ta'yad al-haqiqat al-'Aliyya, hal. 57: "tasawwuf dalam diri mereka adalah ilmu yang paling baik dan terpuji. Dia menjelaskan bagaimana mengikuti Sunah Nabi dan meninggalkan bid'ah (yg dlolalah)"</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IBNU TAYMIYYAH (661-728 H)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Majmu' Fatawa Ibn Taymiyyah, Dar ar-Rahmat, Cairo, juz, 11, hal. 497, Kitab Tasawwuf: "Kamu harus tahu bahwa syaikh-syaikh terbimbing harus diambil sebagai petunjuk dan contoh dalam agama, karena mereka mengikuti jejak Para Nabi dan Rasul. Tariqat para syaikh itu adalah untuk menyeru manusia ke Kehadirat Allah dan ketaatan kepada Nabi."</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Juga dalam hal 499: "Para syaikh dimana kita perlu mengambil sebagai pembimbing adalah teladan kita dan kita harus mengikuti mereka. Karena ketika kita dalam Haji, kita memerlukan petunjuk (dalal) untuk mencapai Ka' bah, para syaikh ini adalah petunjuk kita (dalal) menuju Allah dan Nabi kita. Di antara para syaikh yang dia sebut adalah: Ibrahim ibn Adham, Ma'ruf al-Karkhi, Hasan al-Basri, Rabia al-Adawiyya, Junaid ibn Muhammad, shaikh Abdul Qadir Jilani, Shaikh Ahmad ar-Rafa'i, and Shaikh Bayazid al-Bistami. Ibn Taymiyyah mengutip Bayazid al-Bistami pada hal. 510, juz 10: "...Syaikh besar, Bayazid al-Bistami, dan kisah yang terkenal ketika dia menyaksikan Tuhan dalam kasyf dan dia berkata kepada Dia:" Ya Allah, bagaimana jalan menuju Engkau?". Dan Allah menjawab:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">"Tinggalkan dirimu dan datanglah kepada-Ku".</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ibn Taymiah melanjutkan kutipan Bayazid al-Bistami, " Saya keluar dari diriku seperti seekor ular keluar dari kulitnya". Implisit dari kutipan ini adalah sebuah indikasi tentang perlunya zuhud (pengingkaran-diri atau pengingkaran terhadap kehidupan dunia), seperti jalan yang diikuti Bayazid al-Bistami ( Mursyid Tariqah Naqshbandi). Kita melihat dari kutipan di atas bahwa Ibn Taymiah menerima banyak Syaikh dengan mengutipnya dan meminta orang untuk mengikuti bimbingannya untuk menunjukkan cara menaati Allah dan Rasul saw.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Apa yang dimaksud Ibnu Taymiah tentang istilah Tasawwuf</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">"Tasawwuf adalah ilmu tentang kenyataan dan keadaan dari pengalaman. Sufi adalah orang yang menyucikan dirinya dari segala sesuatu yang menjauhkan dari mengingat Allah dan orang yang mengisi dirinya dengan ilmu hati dan ilmu pikiran di mana harga emas dan batu adalah sama saja baginya. Tasawwuf menjaga makna-makna yang tinggi dan meninggalkan mencari ketenaran dan egoisme untuk meraih keadaan yang penuh dengan Kebenaran. Manusia terbaik sesudah Nabi adalah Shidiqin, sebagaimana disebutkan Allah: "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. 4:69)"</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dia melanjutkan mengenai Sufi,"mereka berusaha untuk menaati Allah.. Sehingga dari mereka kamu akan mendapati mereka merupakan yang terdepan (sabiqunas-sabiqun) karena usaha mereka. Dan sebagian dari merupakan golongan kanan (ashabus-syimal)."</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM IBNU QAYYIM AL-JAUZIY (751 H)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></b><br />
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Imam Ibn Qayyim menyatakan bahwa, "Kita menyasikan kebesaran orang-orang tasawwuf dalam pandangan salaf bagaimana yang telah disebut oleh Sufyan ath-Tsauri (161 H./777 M. Salah satu imam terbesar abad kedua dan salah satu mujtahid terkemuka, dia berkata: "Jika tidak karena Abu Hisham as-Sufi (115 H./733 M) saya tidak pernah mengenal bentuk munafik yang kecil (riya') dalam diri (Manazil as-Sa'ireen). Lanjut Ibn Qayyim : "Diantara orang terbaik adalah Sufi yang mempelajari fiqh"</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">IMAM IBNU 'ABIDIN</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ulama besar, Ibn 'Abidin dalam Rasa'il Ibn Abidin (hal. 172-173) menyatakan: " Para pencari jalan ini tidak mendengar kecuali Kehadiran Ilahi dan mereka tidak mencintai selain Dia. Jika mereka mengingat Dia mereka menangis. Jika mereka memikirkan Dia mereka bahagia. Jika mereka menemukan Dia mereka sadar. Jika mereka melihat Dia mereka akan tenang. Jika mereka berjalan dalan Kehadiran Ilahi, mereka menjadi lembut. Mereka mabuk dengan Rahmat-Nya. Semoga Allah merahmati mereka". [Majallah al-Muslim, 6th ed., 1378 H, hal. 24]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">SYEKH RASYID RIDHA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dia berkata,"tasawwuf adalah salah satu pilar dari pilar-pilar agama. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dan mempertanggungjawabkan perilaku sehari-hari dan untuk menaikan manusia menuju maqam spiritual yang tinggi" [Majallah al-Manar, 1st year, hal. 726].</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">MAULANA ABUL HASAN 'ALI AN-NADWI</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Maulana Abul Hasan 'Ali an-Nadwi anggota the Islamic-Arabic Society of India and Muslim countries. Dalam, Muslims in India, , hal. 140-146, "Para sufi ini memberi inisiasi (baiat) pada manusia ke dalam keesaan Allah dan keikhlasan dalam mengikuti Sunah Nabi dan dalam menyesali kesalahan dan dalam menghindari setiap ma'siat kepada Allah SWT. Petunjuk mereka merangsang orang-orang untuk berpindah ke jalan kecintaan penuh kepada Allah"</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">"Di Calcutta, India, lebih dari 1000 orang mengambil inisiasi (baiat) ke dalam Tasawuf" "Kita bersyukur atas pengaruh orang-orang sufi, ribuan dan ratusan ribu orang di India menemukan Tuhan mereka dan meraih kondisi kesempurnaan melalui Islam"</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">ABUL 'ALA MAWDUDI</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam Mabadi' al-Islam (hal. 17), "Tasawwuf adalah kenyataan yang tandanya adalah cinta kepada Allah dan Rasul saw, di mana sesorang meniadakan diri mereka karena tujuan mereka (Cinta), dan seseorang meniadakan dari segala sesuatu selain cinta Allah dan Rasul". "Tasawwuf mencari ketulusan hati, menyucikan niat dan kebenaran untuk taat dalam seluruh perbuatannya."</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ringkasnya, tasawwuf, dahulu maupun sekarang, adalah sarana efektif untuk menyebarkan kebenaran Islam, memperluas ilmu dan pemahaman spiritual, dan meningkatkan kebahagian dan kedamaian. Dengan itu manusia dapat menemukan diri sendir dan, dengan demikian, menemukan Tuhannya. Dengan itu manusia dapat meningkatkan, merubah dan menaikan diri sendiri dan mendapatkan keselamatan dari kebodohan dunia dan dari godaan keindahan materi. Dan Allah yang lebih mengetahui niat hamba-hamba-Nya.</span></div>Achmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1303006018075174379.post-74221456513086907612011-06-28T21:09:00.000-07:002011-06-28T22:17:01.238-07:00DEFINISI THARIQAH/TAREKAT<h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: small; font-weight: normal;">Kata <i>al-tariqa</i> berarti jalan, sinonim dengan kata <i>suluk</i>. Maksudnya ialah jalan atau cara. </span><span style="font-size: small;"><b>Yang dimaksudkan di sini ialah jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah</b></span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"><b><span style="font-size: x-small;">. </span></b>Tariqa/tarekat kemudian ditakrifkan sebagai ‘Jalan kerohanian yang muncul disebabkan pelaksanaan syariat agama, karena kata <i>syar (</i>darimana kata syariat berasal) berarti jalan utama, sedang cabangnya ialah <i>tariq</i> (darimana kata tariqa berasal).’ Pengertian di atas menunjukkan bahwa jalan yang ditempuh dalam ilmu tasawuf, melalui bimbingan dan latihan kerohanian dengan tertib tertentu, merupakan cabang daripada jalan yang lebih besar, yaitu Syariat. Termasuk di dalamnya ialah kepatuhan dalam melaksanakan syariat dan hukum Islam yang lain.</span></h3><div style="text-align: justify;">Para Sufi merujuk Hadis yang menyatakan, “Syariat ialah kata-kataku (<i>aqwali),</i> tarekat ialah perbuatanku (<i>a`mali)</i> dan hakekat (<i>haqiqa</i>) ialah keadaan batinku (<i>ahwali</i>), Ketiganya saling terkait dan tergantung. Kemunculan tarekat Sufi juga sering dirujuk pada Hadis yang menyatakan, “Setiap orang mukmin itu ialah cermin bagi mukmin yang lain” (<i>al-mu`min mir`at al-mu`minin). </i>Mereka, para Sufi, melihat dalam tingkat laku kerabat dan sahabat dekat mereka tercermin perasaan dan perbuatan mereka sendiri. Apabila mereka melihat kekeliruan dalam perbuatan tetangga mereka, maka mereka segera bercermin ke dalam perbuatan mereka sendiri. Dengan cara demikian ‘cermin kalbu mereka menjadi lebih jernih/terang’. Nampaklah bahwa introspeksi merupakan salah satu cermin paling penting dalam jalan kerohanian Sufi.</div><div style="text-align: justify;">Kebiasaan di atas mendorong munculnya salah satu aspek penting gerakan Tasawuf, yaitu persaudaraan Sufi yang didasarkan atas Cinta dan saling bercermin pada diri sendiri. Persaudaraan Sufi inilah yang kemudian disebut Tarekat Sufi. </div><div style="text-align: justify;">Munculnya tarekat membuat tasawuf berbeda dari gerakan <i>zuhud</i> (asketiK) yang merupakan cikal bakal tasawuf. Apabila gerakan zuhud mengutamakan ‘penyelamatan diri’ melalui cara menjauhkan diri dari kehidupan serba duniawi dan memperbanyak ibadah serta amal saleh, maka tasawuf sebagai organisasi persaudaraan (<i>tariqa) </i>menekankan pada ‘keselamatan bersama’. Di antaranya dalam bentuk pemupukan kepentingan bersama dan keselamatan bersama yang disebut <i>ithar. </i>Sufi yang konon pertama kali mempraktekkan ithar ialah Hasan al-Nuri, sufi abad ke-9 M dari Baghdad. Tarekatnya merupakan salah satu tarekat sufi awal dalam sejarah. </div><div style="text-align: justify;">Yang disebut <i>ithar </i>ialah segala amalan dan perbuatan yang dilakukan untuk kepentingan kerabat dan sahabat dekat, termasuk soal-soal yang berhubungan dengan masalah ekonomi, keagamaan, rumah tangga, perkawinan, pendidikan, dan lain sebagainya. Di antara prakteknya yang berkembang menjadi budaya hingga sekarang, ialah melayani kerabat atau tamu dengan penuh kegembiraan dan sebaliknya sang tamu menerima layanan itu dengan penuh kegembiraan pula. Dalam suasana akrab pula terjadi saling tukar informasi dan pikiran, dan sering pula dilanjutkan dengan kerjasama dalam perdagangan, serta rancangan untuk saling menjodohkan anak-anak mereka.</div>Achmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1303006018075174379.post-44703069879038522962011-06-28T21:03:00.000-07:002011-06-28T21:03:45.780-07:004 TINGKATAN AGAMA DALAM ILMU TASAWUF<div><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>JA</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 5pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1.Pemahaman syari'at<br />
2.Pemahaman tarekat<br />
3.Pemahaman hakikat<br />
4. Pemahaman makrifat </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan bahwa pengetahuan kepada kebenaran dan Allah dapat dicapai dengan jalan penglihatan batin, renungan dsb.<br />
Ilmu tasawuf disebut juga sebagai ilmu suluk atau ilmu tarekat.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dalam perkembangan peradaban di dunia yang semakin materialisme, ketika manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang makin beragam dan meningkat, maka banyak terjadi keguncangan hati serta ketidakstabilan jiwa. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Oleh karena itu terasa pentingnya bimbingan rohani dengan tuntutan agama. <br />
Agama Islam, sebagai jalan untuk menuju keselamatan di dunia dan di akhirat kadang-kadang dipahami sebagai indoktrinasi-indoktrinasi yang kaku. <br />
Dalam banyak kejadian sering diucapkan kata-kata kafir, halal, haram, murtat, tanpa memahami hakekatnya.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ilmu tasawuf berupaya untuk menuntun manusia menuju ketenangan jiwa yang disebut sakinah. Ketenangan jiwa manusia bersumber dari hati. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menurut Al-Ghazali ada tiga istilah yang pengertiannya sama, yaitu Qolbun, Nafsun, dan Roh. Secara harfiah pengertian ketiga istilah tersebut berbeda. Pengertian hati dalam ilmu Tasawuf dibagi menjadi empat:</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a.Qolbun</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Artinya bolak-balik, setiap waktu berubah-ubah. <br />
Bagi orang yang belum mencapai hakekat, inilah yang disebut sebagai hati. <br />
Perasaannya, jiwanya terombang-ambing oleh situasi dan kondisi yang ada. </span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">b.Dlamirun</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Artinya lubuk hati. Orang ini telah mengetahui pedoman hidup, telah mengetahui nilai-nilai kebenaran, tapi kadang-kadang ia bisa lepas kontrol dan tergelincir.</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">c.Fuadun</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Artinya hati nurani. Orang yang bisa menerima kebenaran dan melaksanakannya di dalam setiap perbuatannya. </span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">d. Sirrun </span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Artinya rahasia hati. Orang yang telah dibimbing oleh Allah. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dalam kehidupan masyarakat kita sering bertemu dengan orang-orang yang mendapat "barokah" dari Allah dalam bentuk:</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a.Orang yang meninggal dunia dengan tenang, khusnul khotimah.<br />
b.Orang yang meninggalkan keturunan manusia-manusia yang saleh.<br />
c.Orang-orang yang di masa tuanya senang walaupun di masa muda penuh kesulitan.<br />
d.Orang-orang yang dalam kesulitan selalu mendapat pertolongan Allah.<br />
e.Orang-orang yang menjalani hidup senantiasa dalam keadaan tenang-tenteram.<br />
f. Orang-orang yang selalu dapat berbuat amal kebajikan dalam keadaan bagaimanapun dan di manapun.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Untuk mencapai keberkatan tersebut ada jalannya yaitu:</span></i></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a.Memiliki keyakinan yang kokoh terhadap Allah SWT, rahmatnya, barokahnya.<br />
b.Memiliki amalan-amalan dalam hidup, di antaranya tidak meninggalkan shalat lima waktu, dzikir wirid, shalat tahajjud, membaca serta menghayati bacaan-bacaan Alquran, Asmaul Husna, sholawat nabi. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">EMPAT TINGKATAN PEMAHAMAN AGAMA</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Pemahaman syariat</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Syara'a artinya jalan, dapat dimaksudkan sebagai hukum, metode. Syariat ini tertuang didalam hukum-hukum fikih yang harus dipahami dan dikerjakan sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Tingkatan kesadaran<span style="color: yellow;">:</span><span style="color: cyan;"> </span><span style="color: red;">ada milikku, ada milikmu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2.Pemahaman tarekat</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Thoraqo artinya jalan, perbedaannya dengan syara'a: kalau syara'a jalan di dalam kota, maka thoraqo jalan ke luar kota yang lebih panjang. Oleh sebab itu, maka tarekat disebut juga jalan untuk memahami hakekat. Orang yang menggunakan jalan ini disebut penganut tarekat, yang dipimpin oleh seorang guru tarekat. Mereka yang memasuki tarekat berkehendak untuk mendapatkan ridha Allah, dan disebut al-muridin atau salik atau orang yang menuntut ilmu suluk. Banyak sekali perkumpulan tarekat seperti Naqsabandiah, Qadiriah, Tijaniah, Sanusiah, dsb. Pengikut tarekat melakukan wirid-wirid tertentu yang dibimbing oleh guru tarekat. Tingkat kesadaran<span style="color: yellow;">: </span><span style="color: red;">milikku adalah milikmu dan milikmu adalah milikku.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Pemahaman Hakekat</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Haqqo artinya kebenaran. Wujud dari kebenaran yang dapat dilihat adalah kejujuran, keadilan cinta kasih. Pada tingkatan ini orang telah memahami makna<span style="color: yellow;"> </span>ibadah yang dilakukan, misalnya "sholat mencegah kemunkaran", makna berzakat, makna berpuasa, makna berhaji. Tingkat kesadaran:<span style="color: yellow;"> </span><span style="color: red;">tidak ada milikku, tidak ada milikmu.</span></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4.Pemahaman Makrifat</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span> </span>Asal katanya arofa artinya tahu ; kenal pada Sang Pencipta. Batinnya sudah dekat dengan Allah. Semua gerakannya lillahitaala, dan janji Allah untuk membantu setiap aktivitas orang tersebut<span style="color: yellow;">: </span><span style="color: red;">tidak ada aku, tidak ada kamu; yang ada hanyalah Allah. </span></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Achmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1303006018075174379.post-76634661496738110322011-06-28T12:01:00.000-07:002011-06-28T12:15:20.288-07:00ILMU TARIKAH & PERJALANAN SUFI<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDXW0Nipwp5wi8dFMSj5XpKSbgIyZsLOXPemfG1TH9tgmQ1cdvVIBhITs0Dpjv9z0aBbS5pUBuDJM_jIOPP8C5Lx8qBVXGldActV2xPLdfeLZgGZPDLnIEy8r7nQrArVyUbpOvtrx-W2o/s1600/sufi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDXW0Nipwp5wi8dFMSj5XpKSbgIyZsLOXPemfG1TH9tgmQ1cdvVIBhITs0Dpjv9z0aBbS5pUBuDJM_jIOPP8C5Lx8qBVXGldActV2xPLdfeLZgGZPDLnIEy8r7nQrArVyUbpOvtrx-W2o/s1600/sufi.jpg" /></a>Benarlah kata kata wasiat nenda ku Almarhum Raja Hadji tentang perjalanan Sufi di abad ke 14. (Kata-Kata Wasiat Terakhir Nenda Raja Hadji Fisabililah) :</div><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}" style="font-weight: normal; text-align: justify;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}" style="font-size: small;"> "Sesungguhnya akan tibalah pada hari dan zaman itu orang-orang Melayu semuanya akan bersatu dan sanggup mati di jalan Allah. Mereka bersedia berperang dengan musuh daripada belahan dunia mana sekalipun. Kota-kota mereka terbina daripada peradaban ilmu yang dihiasi dengan mutiara kebijaksanaan. Ulama dan cendikiawan diterima sebagai penasihat ulil amri. Para ahli sufi terbebas daripada fitnah ajaran sesat dan batil. Rakyatnya cukup makan dan untung berniaga, tanpa ada penindasan dan perampasan. Kaum-kaum lain mendapat naungan dan jaminan keadilan sehingga taat dan setia mereka tidak berbelah bahagi lagi. Zaman makmur itu akan tiba juga apabila hak-hak Allah dipenuhi. Hak-hak rakyat dilaksanakan. Peraturan-peraturan mereka ditimbang dengan syariat dan disukat dengan adat."<br />
<br />
Sementara kaum yang anti Tarekat Sufi merasa telah bercermin dengan benar, padahal mereka tidak mengetahui jika cermin yang digunakan itu adalah cermin yang buram, retak, dan cara bercermin yang keliru. Ketika mereka menuding orang lain, sesusungguhnya mereka sedang menuding diri sendiri.<br />
<br />
Ramai dikalangan orang melayu mengetahui akan Pejuang Melayu yang banyak berkorban demi bangsanya. Kebanyakan dari mereka mengagung-agungkan beliau, namun mereka tidak pernah hendak mengkaji dimana kehebatan mereka dan apa pula amalan mereka. Semua pejuang Melayu mengamalkan perjalanan Sufi dan Tarekat dan mendalami Ilmu mengenal diri. maka dengan ini saya memberikan sedikit pandangan dimana masyarakat menyalah anggap kumpulan tarekat dan perjalanan sufi.<br />
<br />
Kata-kata yang muncul dari para Sufi sesungguhnya harus difahami menurut kesimpulan Bathiniyah dari kandung Al-Qur’an dan Sunnah. Misalnya ketika seseorang mempraktikkan Ihsan, “Seakan-akan engkau melihat Allah, dan jika tidak melihatNya, Allah melihatmu” pastilah menimbulkan pantulan cahaya Ubudiyah yang agung dengan sesuai dengan kondisi psikholohis rohani masing-masing hamba Allah. Pantulan cahaya Ilahi inilah yang tidak boleh difahami oleh orang yang tidak pernah mengalami perjalaan rohani keimanan dan keihsanan.<br />
<br />
Mukasyafah atau keterbukaan Rahsia Ilahi adalah Hak Allah yang diberikan kepada yang dikehendakiNya. “Allah berbuat sebagaimana yang dikehendakiNya.” Termasuk menghendaki hambaNya untuk mengetahui yang ghaib, Rahsia takdir, dan Rahsia alam semesta raya, baik yang fizik maupun yang metafizik. itu yg dikatakan Rijalul Ghaib dan Rijalullah.<br />
<br />
Diantara Rahsia yang dianugerahkan oleh Allah kepada para Sufi adalah mengenal Rahsia huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an. Sebab, hakikat huruf-huruf itu adalah Asma’ Allah, dipastikan memiliki hubungan korelatif dan apresiatif secara berkuasa dengan kehidupan hamba, alam semesta bumi langit seisinya, dan alam akhirat, bahkan Asma’, Sifat, Af’al dan DzatNya.<br />
<br />
Mereka menuduh bahawa kaum Sufi menjauhi Qur’an dan Hadits, lalu mendahulukan mukasyafah. Ini tuduhan yang salah, kerana seluruh aspek Mukasyafah sesungguhnya merupakan penafsiran dari Al-Qur’an dan Sunnah itu sendiri. Setiap Mukasyafah harus ditimbang dengan Qur’an dan Sunnah, hal demikian sangat popular di kalangan Sufi. Kerana itu dalam dunia Sufi, sangat dibezakan mana yang bisikan Jin, Syaitan, Malaikat, Ilham, dan yang langsung dari Allah.<br />
<br />
Ibnu Abbas ra, sendiri telah menegaskan bahawa dirinya diberi Ilmu oleh Allah Ta’ala, sebahagian boleh disebarkan (umum), dan sebahagian bila disebarkan justeru ia akan dikafirkan dan dibunuh oleh banyak orang. Ertinya, aspek Mukasyafah sangatlah individual, dan memang tidak boleh diungkapkan kecuali pada ahlinya atau orang tertentu yang relevan dengan manfaat dunia akhiratnya.<br />
<br />
Mengenai Wihadatul Wujud, Hulul, Al-Faidl (ilmuniasi), sesungguhnya justeru tidak ada dalam dunia Sufi. Yang ada adalah Widatus Syuhud. Orang yang pertama kali mengatakan Wahdiatul Wujud adalah Ibnu Taymiyah yang memang anti dengan pengalaman Dunia Sufi. Ia menuduh Sufi itu Wahdiatul Wujud, sebuah tundingan yang jauh dari pengalaman rohani Sufistik. Kerana Wahdiatul Wujud sering diertikan dengan panteisme, sedang konsep Sufi tentang penyatuan hamba dan Allah jauh dari panteisme. Penyatuan itu bersifat rohani dan musyahadah (penyaksian mata hati, mata ruh dan mata Rahsia batin. Bukan wujud fizik. Hal demikian pun diurai secara lembut melalui kaedah-kaedah Sufi agar tidak menyimpang dari Tauhid, sebagaimana dijelaskan secara rinci oleh Ibnu Athaillah as-Sakandary dalam kitab Al-Hikam.<br />
<br />
Kalau kita membaca Al-Qur’an dengan pandangan kulitnya, formula dan penafsiran ayat belaka, maka kita pun ketika memahami wacana Sufi juga akan terjebak sedemikian rupa. Kerana itu dalam tradisi Sufi harus ada Mursyid Kamil Mukammil yang membimbing, agar mereka tidak terkena ghurur (tipudaya) dalam menempuh perjalanan menuju kepada Allah. Tidak begitu mudah orang memahami pandangan Ibnu Araby, Abu Yazid al-Bisthamy, Junaid al-Baghdady, Bisyr Al-Hafy, Syeikh Abdul Qadir al-Jilany, Abdul Karim al-Jily, Al-Hallaj, maupun Abul Hasan asy-Syadzily.<br />
<br />
Bagaimana anda boleh memahami erti tenggelam di lautan, sementara anda belum pernah tenggelam, dan hanya mendengarkan kisah tentang orang tenggelam saja?<br />
Tiba-tiba anda sudah merasa tenggelam?<br />
<br />
Tuduhan terhadap Dunia Wali<br />
<br />
Mereka menuduh kaum Sufi, dengan suatu tundingan keliru. Diantara tundingan mereka yang kontra pada dunia Sufi, tentang Kewalian antara lain:<br />
1. Sufi dituduh mengutamakan Wali daripada Nabi.<br />
2. Para Wali dianggap sama dengan Allah dalam setiap sifatNya, bermula dari salah paham mereka mempersepsi tentang ragam dunia Wali dengan tugas-tugas rohani masing-masing, seakan-akan tugas itu menyamai tugas Allah.<br />
3. Para Wali seperti memiliki dewan, majlis, berkumpul di gua Hira untuk menunggu takdir.<br />
<br />
Tiga tundingan itulah yang membuat orang salah paham terhadap dunia Sufi.<br />
<br />
JAWAPAN<br />
<br />
Ummat Islam sepakat adanya para Auliya' atau kekasih-kekasih Allah. Bahkan mereka yang kontra terhadap dunia Tasawuf pun memiliki definisi khusus, menurut penafsiran rasmi mengenai para Wali ini, yang tentu saja berbeza jauh antara langit dan bumi dengan pemahaman kaum sufi.<br />
<br />
1. Kaum Sufi tidak pernah menempatkan darjat para Wali lebih unggul dibanding para Nabi dan Rasul. Para Auliya adalah sebagai pewaris dan pemegang amanah Risalah setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Sebagai Khalifah dan sekaligus juga sebagai pewaris Nubuwwah. Jika, muncul ungkapan-ungkapan kehebatan para Auliya dalam kitab-kitab Tasawuf, sama sekali tidak ada satu pun kata atau isyarat yang menunjukkan keunggulan maqam Auliya' dibanding maqam Anbiya dan Rasul. Semata hanya ingin memperkenalkan jika para Auliya' diberi karomah (hal-hal yang di luar nalar akal rasional) oleh Allah swt, apalagi para Anbiya dan Mursalin.<br />
<br />
2. Para Sufi yang diangkat darjatnya oleh Allah meraih maqam Kewalian atas KehendakNya, diberi anugerah, fadlal dan rahmatNya, menurut kehendakNya. Kesalahpamahan mereka yang kontra terhadap dunia Wali semacam ini bersumber pada fenomena karomah, fenomena hikmah-hikmah terdalam yang tidak boleh dipahami oleh mereka, kerana hanya merujuk pada teks Qur'an dan Hadits tanpa mengenal hakikat kedalaman dibalik ayat-ayat Al-Qur'an dan Sunnah itu.<br />
<br />
Apakah anda tega menyalahkan Syeikh Abdul Qadir al-Jilany, Abul Hasan Asy-Syadzily, Hujjatul Islam al-Ghazaly, Ibnu Araby. Al-Bisthamy, Asy-Syibly, Junaid al-Bahgdady, para Imam Mazhab, yang sangat terkenal sebagai para Auliya' Allah, dan sama sekali mereka jauh dari persepsi anda tentang kewalian itu?<br />
<br />
Padahal mereka adalah para penjaga Al-Qur'an dan as-Sunnah, para pelestari tradisi Syariat, Tarekat dan hakikat Risalah Nabi besar Muhammad SAW.<br />
<br />
Jadi jika ada Istilah Abdal sebagaimana juga pernah disebut oleh Nabi Muhammad SAW, tentu saja, tidak gampang memahami tugas-tugas para Wali itu. Sedangkan siapa pun dalam menjelajah dunia rohani, metafizika, dunia hakikat sentiasa justeru akan diolah (tersesat) sepanjang perjalanannya tidak dibimbing oleh Wali yang Mursyid, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an: "Siapa yang sesat (jalan menuju kepada Allah) maka ia tidak akan pernah menemukan Wali yang Mursyid".<br />
<br />
Kriteria Wali Mursyid tentu tidak sesederhana yang mereka pahami. Kata Iman dan Taqwa saja, sangat berlapis-lapis kedalamannya, dan beragam pula wilayah implementasinya dalam dunia jiwa para hamba Allah. Apakah sebegitu mudah orang mengaku menjadi Wali Allah, hanya kerana merasa beriman dan merasa bertaqwa dan bahkan mengaku merasa dirinya beramal soleh?<br />
<br />
Sedangkan tahap agar hamba Allah boleh bebas dari rasa takut dan gelisah saja sulitnya bukan main. Gelisah terhadap cubaan dunia dan cubaan akhirat, takut terhadap fitnah dunia dan siksa akhirat, pun manusia akan sulit membebaskan psikhologinya. Padahal para Wali itu tidak pernah takut dan tidak pernah susah, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an.<br />
<br />
Inilah yang dipresentasikan dunia Tasawuf sebagai tradisi ilmu-ilmu Islam bidang hakikat, yang juga boleh difahami manaka melalui pendekatan hakikat pula, dengan logika bathiniyah yang suci. Sebab wilayah hakikat bukanlah wilayah rasional ujian, juga bukan wilayah inderawi. Itu pun harus dalam bimbingan mereka yang telah meraih kesempurnaan hakikat sebagai Insan Kamil.<br />
<br />
Kerana itu Ibnu Araby, membagi komuniti para auliya’ menurut komuniti kebajikan yang disebut dalam berbagai ayat Al-Qur'an, semisal, komuniti Sholihun, Muhsinun, Shobirun, Syakirun, Dzakirun, Mujahidun, Muttaqun, 'Aminun, Mukhlishin, Mukhlashin, 'Abidun, dan ratusan komuniti Sholeh disana yang tentu saja, merupakan kelayakan moral yang begitu dalam. Jika Allah menyebutkan suatu kelompok moral, dengan menggunakan istilah tertentu, pasti memilki Rahsia tertentu pula. Kata Robb, beza dengan kata Ilah, beza lagi dengan penyebutan yang menggunakan Sifat dan Asma' sepetri Al-Khaliq, Al-Bari', al-Mushowwir, misalnya.<br />
<br />
Munculnya istilah Ghauts, Quthub, Abdal, Nuqaba', Nujaba', tentu memiliki dasar-dasar yang tersirat dalam Al-Qur'an dan Sunnah, dan tugas-tugas amanah kewaliyan mereka tentu Allah sendiri Yang Maha Tahu, yang dengan KemahakuasaanNya, dan Irodah MutlakNya, memberikan wewenang dan tugas khusus. Dan semua tugas itu juga dalam rangka meneruskan amanah Rasul SAW.<br />
<br />
3. Soal adanya dewan para Wali, sesungguhnya juga tidak boleh disamakan sebagaimana kita memahami majlis sosial politik, dengan dewan pimpinan tertentu itu, dengan cara pemilihan ketua dewan atau ketua organisasi. Bahawa dalam dunia Kewalian ada hirarki struktur secara rohani, pasti sangat berbeza hirarki strukturalnya dengan dunia sosial manusiaw. Kalau suatu saat memang ada tugas bermajlis di gua Hira', itu bukan suatu tugas yang boleh dinilai sebagaimana berkumpulnya sebuah majlis PBB atau lainnya. Namun, kerana tugas kasuistis, menyangkut perkara moralitas ummat manusia di dunia, bahkan yang hidup maupun yang sudah mati, yang begitu tampak jelas dalam Alam Mukasyafah mereka, melalui Nur Ilahi.<br />
<br />
Tetapi wajar jika anda mempersoalkan, adanya kelompok tertentu yang mengaku dewan para wali, lalu membuat pertemuan alam ghaib, lalu mereka merasa sebagai para wali, padahal tidak lebih dari sebuah tipudaya alam Jin dan Iblis, boleh saja demikian. Kerana Iblis dan Syaitan pun punya kelompok tandingan Wali yang disebut dalam Al-Qur'an "Auliya' as-Syayathin". Atau para Wali Syaitan, yang seringkali menggunakan jubah agama. Mereka berjubah, tapi penuh dengan kebusukan, ketakaburan, riya' dan 'ujub, hubbud dunya (cinta dunia), penghamba nafsu dan takut mati.<br />
<br />
Namun alangkah piciknya kita kalau memahami dunia Wali dari sekadar gelombang sosial ummat atau dari fenomena keagamaan (khususnya di bidang bathiniyah), lalu anda membuat kesimpulan gradual, kesimpulan salah kaprah, sebagaimana para orientalis dan pengamat Sufi yang lebih banyak salah kaprahnya dalam memaknai istilah dan terminologi Sufi itu sendiri. Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith Thoriq, wallahu A'lam bish-Showab.</span></h6>Achmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1303006018075174379.post-90795847172216931902011-06-28T11:49:00.000-07:002011-06-28T11:49:45.233-07:00DEFINISI SUFIAda yang mengatakan bahwa kata as-sufiyah dinisbatkan kepada as-suffah karena keserupaan mereka dengan sekelompok sahabat yang fakir dan menempati suffah (beranda) masjid Nabawi. Tapi pengertian ini tidak benar, karena penisbatan kepada kata as-suffah menjadi suffiyyun dengan mentasydidkan huruf fa' tanpa huruf wawu.<a href="" name="more"></a><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada juga yang mengatakan bahwa itu dinisbatkan kepada kata shafiwah (suci) karena kesucian hati dan perbuatan mereka. Ini juga salah, karena penisbatan kepada kata shafwah menjadi shafwiyyun. Lain dari itu, kaum sufi lebih banyak diliputi oleh bid'ah dan kerusakan aqidah. Ada juga yang mengatakan, bahwa itu dinisbatkan kepada kata ash-shauf [kain wool], karena merupakan lambang pakaian mereka. Pengertian ini lebih mendekati secara bahasa dan realita mereka. [1]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hanya Allah lah yang kuasa member! petunjuk. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">[Berbagai sumber pustaka]</div>Achmed Jakfarhttp://www.blogger.com/profile/09075758608087910141noreply@blogger.com0